BANJARMASIN – Pemkot Banjarmasin merasa telah berhasil melakukan penanganan penyebaran Covid-19.
Sejumlah indikator menunjukkan angka penurunan dalam beberapa pekan terakhir, seperti jumlah pasien terkonfirmasi maupun pasien dirawat di Rumah Sakit, angka positif rate hanya 2,6.
Sebaliknya sejumlah indikator lain seperti angka testing yang cukup tinggi mencapai 209.6%, capaian vaksinasi tahap pertama 50.79%, vaksinasi lansia mencapai 25.34%, tidak serta merta membuat Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) yang diketuai Menteri Airlangga Hartarto membuat level PPKM Banjarmasin turun sesuai yang diharapkan.
Hal itu menjadi tanda tanya sekaligus kebingungan masyarakat, termasuk juga Komisi IV DPRD Banjarmasin, yang pada Rabu (6/10) sengaja mendatangi Dinas Kesehatan Banjarmasin, meminta data real capaian penanganan Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir.
“Dari data yang disampaikan, memang seharusnya kita masuk level 2. Kenapa masih bertahan di level 4, itu yang harus segera dicari tahu penyebabnya,” ucap Ketua Komisi IV DPRD Banjarmasin Noor Latifah.
Komisi IV lanjut Lala sapaan akrabnya meminta Dinas Kesehatan Banjarmasin melakukan pencocokan atau sanding data dengan pemerintah pusat, terkait kondisi atau fakta penurunan kasus di ibukota Kalsel beberapa pekan terakhir.
“Memang faktanya angka Covid-19 turun drastis. Namun Banjarmasin tetap perlu pengakuan dari pusat jika kita sebenarnya layak masuk level 2. Ini sangat berpengaruh dengan sejumlah aspek seperti pendidikan, sosial, dan perekonomian warga,” terangnya.
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD Banjarmasin Hendra SE khawatir ada perbedaan penafsiran antara pemerintah pusat dengan Dinas Kesehatan Banjarmasin terkait sejumlah indikator penentuan level PPKM suatu daerah.
“Di Kalsel angka vaksin, testing rate memang tinggi. Namun dibanding beberapa kota lain di Kalimantan seperti Balikpapan, Pontianak, kita masih paling rendah. Bisa saja ini menjadi penilaian pusat,” sebutnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin Machli Riyadi menyatakan siap mempertanggung jawabkan data yang telah dikeluarkan Dinas Kesehatan Banjarmasin.
Data itu lanjut Machli, tidak bisa dibuat – buat karena setiap kali penginputan terhubung dengan data Pemerintah Provinsi Kalsel dan Pusat karena sifatnya online.
“Jika melihat dari data kita memang layak masuk level 2. Namun kami tidak melihat langsung data yang dipakai KPC-PEN,” terangnya.
Machli menjelaskan, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di sejumlah Rumah Sakit di Banjarmasin cuma 21 pasien.
“Ini fakta penting dan menjadi catatan sejarah di Banjarmasin rendahnya angka pasien semenjak Covid-19 melanda Indonesia,” tutupnya.
(MMO)