MARTAPURA – penderita stunting di Kabupaten Banjar awal Juli 2024 jumlahnya mengalami kenaikan dibanding akhir 2023 lalu.
Jumlahnya mencapai 8.676 balita atau setara 24,46 persen dan untuk pengukuran stunting di Kabupaten Banjar sudah dilakukan hampir 100 persen dari jumlah total 35.524 anak.
Kepala Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Titik Hidayati mengatakan, cara mereka mengetahui stunting pada anak dengan melalui pengukuran tinggi badan menurut umur anak.
“Jika dibandingkan dengan pada tahun 2023 yang lalu angka stunting mencapai 20,89 persen tetapi yang dilakukan lengukuran hanya 70 persen,” ungkapnya.
Diungkapkannya, metode dari Kementerian Kesehatan, untuk mengetahui stunting pada anak ada dua metode, yakni berdasar pada berat badan dan tinggi badan menurut usia. Kalau anak pendek tidak sesuai usianya bisa dikatakan stunting.
“Tapi kalau menurut Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) untuk stunting harus dikonfirmasi kepada dokter spesialis anak. Karena di tempat kita dokter spesialis anak terbatas, makanya bertahap,” bebernya.
Data pihaknya, saat ini di seluruh kelurahan di Kabupaten Banjar ada balita yang terdmpak stunting.
“Paling tinggi angka stunting di Kecamatan Aluh-aluh. Hal itu karena faktor sanitasi dan air bersih daerah tersebut sulit didapatkan,” katanya.
Terkait anggaran penanganan stunting, ia meminta untuk menanyakannya langsung ke pihak yang berwenang. “Bisa langsung ke kasubagnya” pungkasnya.
(Ferdy)