BANJARMASIN – Program Vaksinasi Pelajar untuk usia 12 tahun ke atas tahap pertama di wilayah Banjarmasin sudah mulai dilakukan, Kamis,(9/9) pagi.
Ada 35 titik Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang akan menjalani vaksinasi jelang Pembelajaran Tatap Muka yang dicanangkan Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin.
Kadisdik Banjarmasin Agus Totok Daryanto M.Pd mengatakan masih ada orang tua yang tidak setuju soal vaksinasi pelajar tersebut.
“Berdasarkan rapat terkahir kami, memang ada orang tua yang belum setuju, ada sekitar 60 persen orang tua yang setuju, sisanya belum ada respon,” ucapnya, Kamis (9/9).
Ia menambahkan pelajar yang tidak bervaksin tetap boleh mengikuti pembelajaran tatap muka jika batas waktu vaksinasi untuk pelajar berakhir.
“Dari Kementrian Pendidikan memang vaksinasi belum menjadi kewajiban. Kita tetap membolehkan pelajar yang tidak ikut vaksinasi mengikuti pembelajaran tatap muka, tapi tetap kita anjurkan bervaksin. Ini bahasa Dinas pendidikan, kalo untuk bahasa Dinas Kesehatan ini beda lagi,”ungkapnya.
Sejauh ini pihaknya akan fokus terhadap pelajar yang sudah mendapat persetujuan orang tua.
“Untuk sekarang kita fokus terhadap anak yang sudah dapat persetujuan orang tua karena ini kan tujuanya untuk menciptakan Herd Imunity agar pembelajaran tatap muka bisa berjalan lancar dan aman sekaligus merubah fikiran masyarakat bahwa PTM bukan merupakan lonjakan kasus Covid-19. Untuk orang tua yang masih belum setuju kita akan terus lakukan himbauan,” tambahnya.
Diakui totok, pembelajaran tatap muka sendiri merupakan desakan orang tua siswa, bahkan guru-guru.
“Memang pembelajaran tatap muka ini banyak desakan dari orang tua murid bukan hanya itu guru-guru juga, karena kita sudah setahun lebih melakukan pembelajaran secara daring,” jelasnya.
Sementara itu berdasarkan pantauan amnesia.id di SMP 9 Mulawarman Banjarmasin sejumlah orang tua mendampingi anaknya untuk melakukan proses vaksinasi pelajar.
Salah satu wali murid Jumiati (40) mengatakan dukungannya terhadap vaksinasi pelajar.
“Saya pribadi mendukung vaksin pelajar, agar anak-anak bisa secepatnya melakukan pembelajaran tatap muka, soalnya kalau dirumah terus kesian anaknya jenuh,”jelasnya
Bahkan diakuinya sempat merasa khawatir soal vaksinasi pelajar.
“Kita sempat khawatir, tapi vaksinasi pelajar ini dilakukan diseluruh Indonesia juga, jadi kita yakin saja bahwa vaksin pelajar ini aman, apalagi anaknya sendiri juga mau divaksin,” jelasnya.
Terpisah, Mahmud mengaku belum mengizinkan anaknya divaksin dengan alasan masih menunggu hasil vaksin yang sudha diberikan kepada siswa.
“Saya liat dulu apakah vaksin ini aman. Jika aman nanti akan divaksin juga,” terangnya.
Soal sekolah yang tidak mewajibkan vaksin sebagai syarat utama mengikuti PTM, menurut Mahmud itu hal yang tepat karena persetujuan orang tua merupakan hal penting sebelum vaksin diberikan kepada anak didik atau siswa.
(ALV/MMO)