BANJARMASIN – Manajemen PT. Air Minum Bandarmasih nampaknya harus memutar otak untuk memenuhi rencana perbaikan pergantian pipa yang kondisinya sudah tua dan pemenuhan distribusi air bersih di pelosok Banjarmasin.
Betapa tidak, sejak Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Penyertaan Modal bagi PTAM Bandarmasin disampaikan awal Januari 2023 lalu, hingga saat ini belum juga dilakukan pembahasan oleh DPRD Banjarmasin.
Tak hanya itu, saat ini kondisi keuangan Pemkot Banjarmasin yang tengah dirundung masalah, hingga terjadi defisit anggaran tahun 2023 kurang lebih Rp300 miliar, membuat manajemen PTAM Bandarmasih, harus berhenti berharap dengan penyertaan modal untuk peremajaan sarana perpipaan yang sudah saatnya harus dilakukan pergantian.
Direktur Utama PT. Air Minum Bandarmasih Muhammad Ahdiat, ST mengakui pihaknya sudah menyiapkan sejumlah planning, agar rencana peremajaan pipa dan penyempurnaan distribusi air bersih hingga ke pelosok kota tetap bisa dilakukan secara bertahap, tanpa mengandalkan penyertaan modal.
“Kita melihat kondisi keuangan daerah dan PTAM. Kita memang ada rencana kerjasama dengan perbankan. Namun masih dikaji perhitungannya. Selain itu, kita juga punya rencana lain yakni investasi dengan skema Busines To Busines,” ucap Muhammad Ahdiat, ST di Gedung DPRD Banjarmasin, Senin (1/4/2024).
Skema investasi Busines To Busines itu lanjutnya, nantinya akan membuka investor yang mau bekerjasama dengan PTAM Bandarmasih dalam hal pembangunan, promosi, dan lainnya.
“Skema ini terkait dengan pembiayaan. Namun kami pastikan alternatif ini tidak menghilangkan sosial oriented PTAM Bandarmasih,” terangnya.
Dalam mengambil langkah terbaik, Ahdiat memastikan pihaknya akan menghitung dengan cermat peluang investasi mana yang paling menguntungkan bagi PTAM Bandarmasih, sehingga rencana pembangunan infrastruktur perpipaan yang bakal menghabiskan miliaran rupiah ini bisa berjalan dengan maksimal.
Dijelaskannya, hingga saat ini PTAM Bandarmasih dengan pelanggan mencapai 180 ribu, 80 persenya didominasi oleh terif sosial dan sisanya 20 persen tarif bisnis.
(MMO/ABD)