KENAIKAN tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen dapat memberikan dampak signifikan terhadap buruh, terutama terkait dengan kenaikan harga barang dan jasa yang mereka konsumsi.
Penelitian Center of Economic and Law Studies (Celios), PPN dikenakan pada barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen, sehingga ketika tarif PPN naik, harga barang dan jasa tersebut juga akan ikut naik.
Hal ini akan mempengaruhi daya beli buruh, terutama mereka yang memiliki penghasilan tetap seperti UMP, karena mereka harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli barang-barang yang sama.
Misalnya, buruh dengan penghasilan Rp 5 juta per bulan, yang memiliki pengeluaran bulanan sekitar Rp 4.500.000 untuk kebutuhan dasar seperti makanan, transportasi, dan kebutuhan lainnya, akan merasakan dampak dari kenaikan tarif PPN.
Dalam simulasi ini, pengeluaran bulanan buruh sebelumnya adalah Rp 4.500.000. Dengan kenaikan tarif PPN sebesar 1 persen (dari 11 persen menjadi 12 persen), harga barang dan jasa yang mereka konsumsi akan naik sebesar 1 persen.
Kenaikan ini akan menambah pengeluaran sebesar Rp 45.000, yang dihitung sebagai 1 persen dari Rp 4.500.000.
Dengan demikian, setelah kenaikan tarif PPN, pengeluaran bulanan buruh menjadi Rp 4.545.000.
Selain kenaikan tarif PPN, dampak inflasi yang disebabkan penyesuaian harga barang dan jasa bisa sebesar 4,1 persen.
Jika buruh menghabiskan Rp 4.500.000 untuk kebutuhan dasar setiap bulan, maka dengan inflasi 4,1 persen, pengeluaran mereka akan meningkat sebesar Rp 184.500 (4,1 persen dari Rp 4.500.000).
Setelah dampak inflasi, pengeluaran bulanan buruh menjadi Rp 4.729.500.
Dari penghitungan ini, buruh akan mengalami peningkatan pengeluaran bulanan sebesar Rp 229.500, yang terdiri dari Rp 45.000 akibat kenaikan PPN dan Rp 184.500 akibat inflasi.
Maka, total dampak kenaikan PPN dan inflasi terhadap pengeluaran buruh selama satu tahun adalah 2.754.000.
Dengan demikian, total peningkatan pengeluaran buruh dalam setahun akibat kenaikan tarif PPN dan inflasi adalah Rp 2.754.000.
Dampak ini akan mengurangi daya beli buruh, yang penghasilannya sebesar UMR, dan mereka mungkin perlu menyesuaikan anggaran bulanan mereka dengan mengurangi konsumsi barang trrtentu, termasuk makanan atau terjebak pada pinjaman online.
Hal ini dapat menjadi tantangan besar, terutama bagi buruh dengan penghasilan terbatas.
(Andi)