Cerita Penggali Kubur di Banjarmasin, Sehari Pernah Makamkan Lebih 10 Jenazah Covid-19

BANJARBARU – Sempat melandai, jumlah kematian akibat Covid-19 di Kota Banjarmasin, belakangan kembali menjadi perhatian.

Ragam cerita dari petugas penggali kubur jenazah pasien Corona di Daerah ini. Salah satunya datang dari Sahbirin, yang mengaku pernah memakamkan lebih sepuluh jenazah Covid-19 dalam sehari.

Bacaan Lainnya

Sahbirin adalah salah seorang petugas penggali kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) milik Pemerintah Kota Banjarmasin yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani Km 22, Banjarbaru.

Pria berusia 42 tahun itu mengatakan banyaknya jumlah jenazah Covid-19 yang dikuburkan di TPU Pemkot, terjadi saat awal-awal Banjarmasin dilanda pandemi.

“Sampai saat ini total sudah sekitar 300 jenazah Covid-19 yang dimakamkan,” ceritanya, Jumat (30/7).

Ketika tingginya jumlah jenazah Covid-19 dimakamkan di TPU itu, para petugas penggali kubur kerja extra dan harus siap dalam waktu kapan pun.

“Bisa ada yang jam 2, 3 atau 4 subuh. Tergantung kapan orang menelpon, jam segitu kita harus siap turun,” kata Sahbirin

Kendati demikian, Sahbirin mengakui bahwa saat ini jumlah jenazah akibat terpapar virus menular yang dimakamkan di TPU Pemkot, lumayan menurun. Meski dalam setiap harinya, masih tetap ada jenazah Covid-19 yang mereka makamkan.

Namun begitu, kondisi tersebut bukan lantaran pandemi sudah benar-benar melandai. Melainkan karena adanya aturan pemerintah yang memperbolehkan jenazah Covid-19 untuk dimakamkan di alkah pribadi.

“Saat ini mulai jarang karena orang sudah boleh memakamkan ke alkah masing-masing,” tuturnya.

Selain itu, Sahbirin mengatakan kini tak lagi dibekali alat pelindung diri (APD) lengkap saat proses memakamkan jenazah Covid-19.

Padahal, di tahun lalu petugas penggali kubur dibekali APD lengkap seperti baju hazmat serta sejumlah vitamin. Meski sedikit ada rasa was-was.

“Alhamdulillah selama ini masih aman-aman saja. Intinya karena kita niat menolong jadi tidak ada rasa takut,” ujarnya.

Di sisi lain, Sahbirin juga mengaku prihatin melihat proses pemakaman jenazah Covid-19 yang berbeda dengan pemakaman pada umumnya. Terlebih, jenazah tak boleh disentuh pihak keluarga.

“Rasa sakit hati sebenarnya melihat para kelurga mereka. Tapi, mau bagaimana lagi ini sudah takdir tuhan,” pungkasnya.

(SKI/ADI)

Pos terkait