BANJARMASIN – Kekalahan Barito Putera dari Persija Jakarta 3-2 di Stadion Sultan Agung, Bantul, Jumat (10/1) lalu, menambah derita Laskar Antasari yang paceklik kemenangan. Dalam 13 laga yang dilakoni secara beruntun, hasilnya kekalahan tanpa pernah menang sekalipun hingga nyaris merengsek ke zona merah klasmen. Tentu hal itu menjadi pukulan telak untuk segera di evaluasi agar tidak lagi pada kondisi yang sama.
Sekilas, hasil minor melawan tim Macan Kemayoran, apakah karena faktor tumpulnya startegi sang juru taktik Rahmad Darmawan ?
Padahal sejumlah amunisi asing baru, seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak performa tim di awal putaran kedua.
Menanggapi hal itu, coach RD secara terbuka mengakui bahwa timnya, sering kali terjebak dalam situasi yang merugikan akibat keputusan yang kurang matang.
“Jujur kita ini tim yang terlalu mudah kena pinalti dan beberapa kartu merah yang tidak perlu. Ini menjadi pembelajaran besar bagi tim untuk lebih berhati-hati, terutama dengan kehadiran VAR yang bisa meninjau kembali keputusan di lapangan,” ungkapnya, saat dihubungi amnesia.id melalui sambungan seluler, Sabtu (11/1).
Menurutnya, teknologi VAR menjadi elemen penting dalam pertandingan yang menuntut kedisiplinan tinggi dari setiap pemain.
“Kesalahan kecil dapat berujung pada hukuman berat, seperti penalti atau kartu merah yang dapat mengubah jalannya pertandingan secara signifikan,” ujarnya.
Soal taktik, Rahmad Darmawan membeberkan anak asuhnya memulai pertandingan dengan formasi 3-5-2 sebelum beralih ke 4-4-2 di babak kedua.
Pergeseran ini diklaim memberikan efek positif dan sempat membuat timnya mendominasi permainan, hingga kartu merah memaksa mereka bermain dengan sepuluh pemain.
“Sangat disayangkan, karena dengan strategi baru tersebut kita bisa mendominasi. Namun, setelah bermain dengan 10 pemain, situasinya berubah,” ucapnya.
Meskipun kekurangan pemain, Barito Putera tetap mampu memberikan perlawanan dan menciptakan beberapa peluang.
Kekalahan ini menjadi refleksi penting bagi Barito Putera, tim pelatih juga wajib segera memperbaiki aspek disiplin dan pengambilan keputusan, sembari terus mengembangkan strategi yang adaptif dan efektif di lapangan.