Duh! Lomba Ketangkasan Damkar Sisakan Sampah, Pengamat Lingkungan : Minim Kesadaran

Foto : Sampah berserakan setelah acara ketangkasan Damkar. (prokom)

BANJARMASIN – Alih-alih menginspirasi semangat ketangkasan, ajang lomba pemadam kebakaran (Damkar) yang digelar Sabtu (19/4) lalu justru menyisakan “drama lingkungan” yang bikin geleng kepala.

Kawasan Siring 0 Kilometer tepatnya Jalan Jenderal Sudirman yang menjadi lokasi kegiatan, berubah menjadi ‘lautan sampah’ usai perlombaan usai. Hal itu juga sedang viral di media sosial.

Kondisi memprihatinkan ini langsung memicu respon Wali Kota Banjarmasin, H.M Yamin HR bersama jajaran SKPD yang pada hari esoknya, Minggu (20/4) saat menggelar olahraga bersama.

“Ini hari Minggu harusnya tempat olahraga nyaman dan bersih. Tapi kenyataannya, kita disambut dengan pemandangan botol plastik, bungkus makanan, dan sampah organik berceceran. Ini bukan ketangkasan, ini kecerobohan,” tegas Yamin.

Yamin menilai panitia lalai dan tidak bertanggung jawab atas dampak lingkungan yang ditimbulkan, terlebih Banjarmasin tengah berada dalam status Darurat Sampah.

Panitia Akui Lalai

Terpisah, panitia pelaksana kegiatan, Surya Dharma selaku BPK Pembina Mandala Putra, buka suara. Ia mengakui adanya kelalaian, namun menegaskan bahwa panitia sebenarnya telah berkoordinasi sebelumnya.

“Kami tidak lepas tangan. Memang jadwal lomba molor hingga malam, sementara rencana pembersihan baru akan dilakukan pagi harinya. Sayangnya, Pak Wali sudah lebih dulu melihat kondisi lokasi dalam keadaan kotor,” jelas Surya.

Namun, ia juga menyoroti kesalahpahaman administrasi karena surat pemberitahuan kegiatan tidak ditembuskan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH), yang seharusnya turut dilibatkan dalam pengelolaan sampah acara.

Pengamat: Sudah Saatnya Ada Aturan Khusus Event dan Sampah

Kritik juga datang dari pengamat lingkungan di Kota Banjarmasin, Hamdi, yang menilai kejadian ini merupakan refleksi minimnya kesadaran pengelolaan sampah di setiap acara publik di Banjarmasin.

“Kita menyesalkan terhadap perilaku masyarat yang ikut kegiatan itu yang tidak peduli dengan sampah,” tekannya.

“Ini bukan kejadian pertama. Hampir setiap event menyisakan masalah sampah. Padahal, sudah ada surat edaran dari KLH soal Less Waste Event. Sayangnya belum tersosialisasi dengan baik ke para panitia,” tambahnya.

Hamdi mendorong Pemko segera mengesahkan Perwali (Peraturan Wali Kota) yang mengatur detail penanganan sampah dalam setiap event.

“Harus ada pembagian tanggung jawab yang jelas antara panitia, peserta, dan DLH. Jika tidak, kita akan terus melihat ‘
sampah-sampah seperti ini berulang setiap tahun,” tegasnya.

Di sisi lain, salah satu anggota BPK dari RFF, M. Fakhriandy, berharap permasalahan ini tidak terulang lagi karena dapat merugikan banyak pihak.

“Semoga tidak terulang lagi hal seperti ini, agar kedepan bisa lebih baik lagi dalam melaksanakan event serupa. Karena kalau bukan kita siapa lagi yang peduli soal persampahan ini,” ucapnya.

Insiden ini menjadi pengingat keras bahwa dalam setiap kegiatan publik, dampak lingkungan tak bisa lagi diabaikan. Jika tidak ada perbaikan sistematis, bukan hanya reputasi kota yang dipertaruhkan, tapi juga kualitas hidup warganya.