Linda menjelaskan, alasan masih belum digunakannya vaksin tersebut karena banyak masyarakat yang menolak di vaksin dengan merek itu dan lebih memilih merek lain.
“Kami kesulitan untuk menyalurkannya, karena sebenarnya juga tugas kami hanya menyuntik,” tuturnya.
Namun sebelum itu terjadi, terang Linda, dalam sisa waktu yang ada, pihaknya akan gencar untuk menyalurkan sisa vaksin tersebut.
“Kami yakin sebelum hari kadaluwarsa, vaksin ini sudah akan tersebar semua,” katanya.
Data Dinkes setempat, untuk saat ini jumlah masyarakat yang sudah di vaksin dosis pertama mencapai 83%, vaksin ke-2 sekitar 34% dan booster baru 3% saja.
Sementara, Ketua DPR Banjar Muhammad Rofiqi mengatakan, pemerintah daerah harus sigap dan cepat dalam mengambil langkah, jangan sampai dosis vaksin dibiarkan kadaluwarsa.
“Saya rasa harus ada upaya ini agar masyarakat bisa melakukan vaksin yang ke 2 maupun boster, misal ada razia vaksin jadi mereka yang belum bisa langsung vaksin di tempat,” pungkasnya.
(FER/ADI)