Guru Honor jadi P3K, Sekolah Swasta Terancam Kekurangan Tenaga Pengajar

Foto : Istmewa

BANJARMASIN – Pengangkatan guru honorer menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) berimbas terhadap sejumlah sekolah swasta.

Memang di satu sisi, status tersebut berdampak bagi kesejahteraan guru, namun masalah terkait penataan guru nampaknya masih luput dari perhatian pemerintah. Gelombang eksodus guru honorer yang lolos seleksi P3K membuat sekolah swasta mengalami kekurangan tenaga pengajar.

“Mereka yang lolos P3K otomatis ditarik untuk mengajar di sekolah-sekolah negeri,” kata pemerhati pendidikan, Taufik Hidayat, Kamis (23/12).

Bahkan, kata Taufik, di salah satu sekolah swasta di Kalsel, ada tenaga pengajarnya hampir 90 persen lolos P3K.

“Ini tentu berimbas terhadap sekolah swasta,” tegasnya.

Di Kalsel sendiri, pengangkatan guru honorer dimulai sejak bulan Januari ini. Sekolah swasta akan kesulitan mencari pengganti tenaga pengajar di sekolah mereka.

“Jika itu benar, lantas bagaimana cara kami mencari pengganti yang benar-benar berkualitas dengan waktu sesingkat ini,” ucapnya.

Taufik yang juga Ketua Yayasan di Almazaya Islamic School dan Maestro Islamic School itu mengaku ada 15 tenaga pengajar di sekolahnya yang lolos P3K.

“Bagaimana dengan sekolah lain, kasihan jika sampai tidak ada guru di sekolahnya,” jelasnya.

Taufik pun meminta solusi kepada pemerintah. Minimal memberi waktu yang lebih longgar untuk memberi kesempatan sekolah swasta mencari tenaga pengajar pengganti.

“Paling tidak di tahun ajaran baru, jangan di pertengahan semester seperti sekarang ini. Tentu akan mempengaruhi proses belajar mengajar,” ujarnya.

Solusi lain, menurut Taufik, pemerintah juga bisa menaruh tenaga P3K di sekolah-sekolah swasta. Tidak hanya sekolah pemerintah.

“Bisa saja guru-guru yang lolos P3K disuruh memilih mau ditempatkan di swasta atau negeri. Sejauh ini kan, sekolah swasta juga banyak membantu. Jangan dianak-tirikan,” pungkasnya.

(ALV/MMO)