BANJAR – Berada di tengah pusat Kabupaten Banjar, tidak membuat warga yang tinggal di bantaran Sungai Berman, Kelurahan Sungai Sipai, aman dari bencana banjir.
Sudah satu minggu lebih, kawasan itu digenangi air menyebabkan terganggunya mobilitas warga setempat.
Salah satu warga Mahpus mengatakan, banjir sudah merendam teras rumah masyarakat dan jalan.
Genangan air lanjutnya bukan hanya faktor tingginya curah hujan, namun juga karena sungai Breman saat ini sangat dangkal dan sempit.
“Saya tinggal kurang lebih 20 tahun. Hingga hari ini sungai belum juga pernah dikeruk. Apalagi dilakukan pelebaran,” ungkapnya.
Mahpus meminta kepada pemerintah setempat, entah dari pemerintah Kabupaten Banjar atau Banjarbaru, bisa melakukan tindakan nyata terkait keluhan warga.
“Kami minta secepatnya sungai ini bisa dibenahi. Saat ini sehari saja hujan luapan airnya sudah menggenangi jalan dan teras rumah, apalagi jika berhari hari,” lanjutnya
Karena itu menurut Mahpus, jika pemerintah setempat tidak melakukan pengerukan dengan cepat, dirinya khawatir banjir lebih besar bakal terjadi seperti awal tahun lalu kembali akan terulang.
Sementraa itu ketika di konfirmasi Kepala Bidang Sumber Daya Air (Kabid SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Banjar Ade Rozali mengatakan, sebenarnya untuk normalisasi dan draft pekerjaan sungai Breman sudah pernah diusulkannya pada tahun 2020 lalu. Namun terkendala keterbatasan anggaran akhirnya kegiatan tersebut tidak bisa direalisasikan.
“Anggaran yang kami ajukan untuk pembenahan sungai Breman sekitar Rp 34 miliar,” bebernya Senin (13/12).
Ade melanjutkan, meski saat perbaikan masih terkendala dengan anggaran, pihaknya tidak menyerah begitu saja.
Pemkab Banjar tengah meminta bantuan kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan Wilayah III dan pihak Pemerintah Provinsi, untuk normalisasi sungai.
“Mudah mudahan bisa dibantu dan alhamdulillah beberapa waktu lalu saya tidak ingat perancisnya kapan, mereka sudah ada survey ke lokasi sungai Breman,” lanjutnya
Ade menambahkan untuk permasalah yang ada sebenarnya tidak hanya pada sungai yang dangkal, tetapi juga akibat pembangunan perumahan yang ada di samping sungai dan pembuangan air dari para pengusaha budidaya ikan yang ada di bantaran irigasi membuat sungai cepat meluap dan lambat surut.
“Itu sebenarnya juga masalah kita. Jadi kami harap jika nanti ada pembenahan sungai, terlebih dahulu kami minta dinas terkait untuk melakukan koordinasi agar tidak sia-sia,” tandasnya.
(FER/MMO)