BANJARMASIN – Selama tiga tahun terakhir perayaan Imlek harus dilakukan secara terbatas, karena situasi pandemi COVID 19. Hal itu tentu berdampak dengan minimnya pentas Barongsai di Banjarmasin.
Kelenteng Soetji Noerani di Jalan Veteran Banjarmasin tepatnya seberang Siring Bekantan kembali meniadakan atraksi Barongsai pada malam perayaan tahun baru Imlek 2573, Senin (31/1) tadi.
Padahal biasanya masyarakat dari berbagai tempat memadati lokasi itu untuk menyaksikan tarian tradisional Tiongkok.
“Kita tidak bisa menghibur warga diperayaan Imlek tahun ini di Kelenteng, tapi mau bagaimana lagi agar tidak terjadi kerumunan dan saya juga tidak mau adanya COVID Claster Imlek,” kata Pegiat Barongsai Benny Wijaya ditemui Selasa (1/2) siang.
Meski tak bisa menghibur masyarakat secara langsung di tempat terbuka. Namun mereka masih mendapat banyak job disejumlah Hotel di daerah ini yang merayakan Imlek secara terbatas.
“Job Barongsai di tahun Macan Air ini cukup lumayan dari pada tahun sebelumnya, job datang dari hotel-hotel yang mengadakan acara dinner malam imlek dan acara imlek lainnya walau dalam situsi COVID ini kita tetap antusias menyambut Imlek 2022,” ujarnya.
Bahkan pada Imlek tahun ini penghasilan puluhan juta sudah menjadi pendapatan yang besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Kalau untuk saat ini mungkin di angka puluhan saja karena situasi pandemi, tapi secara pribadi kami tidak lihat dari sisi uang nya yang penting dari segi perayaannya bagaimana bisa meriah walaupun di tengah COVID-19,” akunya.
Ia berharap pada perayaan Imlek 2022 yang merupakan tahun ‘Macan Air’ yang melambangkan kekayaan tersebut bisa memberikan berkah tersendiri kepada masyarakat Tionghoa meskipun harus berjuang ditengah pandemi COVID -19.
“Tetap saling menjaga di tengah pandemi sambil merayakan Imlek, semoga di tahun macan air ini semakin lebih baik lagi dari pada tahun sebelumnya,” tutup Benny yang juga sebagai Ketua Persatuan Liong dan Barongsai Seluruh Indonesia (PLBSI).
(ALV/ADI)
