Ingin Jadi Pembudidaya Ikan Sukses, Simak Penjelasan Pembudidaya Senior Om Anang Baderi

BANJARMASIN – Budidaya ikan merupakan sebuah profesi yang cukup menjanjikan di Banjarmasin.

Anugerah alam berupa aliran sungai yang melimpah, sejumlah pembudidaya ikan teknik keramba apung banyak ditemui di sepanjang Sungai Martapura.

Tidak sedikit pembudidaya ikan di Banjarmasin sukses menjadi jutawan. Namun tidak sedikit pula harus merasakan pil pahit karena kegagalan hingga berujung kerugian materi yang cukup besar.

Kali ini, amnesia.id mencoba mengungkap rahasia budidaya ikan bersama Anang Baderi, seorang pembudidaya yang sudah merasakan manis pahit dunia budidaya ikan di Banjarmasin.

Om Anang sapaan akrabnya, menjelaskan banyak faktor menjadi penentu keberhasilan seorang pembudidaya ikan.

Belasan tahun terjun di dunia budidaya ikan, menjadikan Om Anang tahu persis cara membesarkan ikan mulai kolam hingga teknik paling sulit yakni keramba apung.

“Pertama wajib dimiliki calon pembudidaya ikan baik kolam tanah atau keramba apung yakni mental kuat atau telaten. Jika sudah punya modal itu, tinggal mempelajari teknik pembesaran ikan,” ujar Om Anang.

Pria yang berprofesi sebagai Nelayan ini memberikan sejumlah bocoran faktor penentu keberhasilan budidaya ikan, mulai bawal, nila, gurami, dan lainnya.

“Pertama dalam menyiapkan kolam pembesaran jangan tanggung. Minimal 3-4 kolam ukuran 3×3, dengan kedalamam minimal 3 meter,” terangnya.

Ternyata lanjut Om Anang, diperlukan beberapa kolam agar pembudidaya dengan mudah melakukan sortir ikan diusia dua bulan.

Sortir ikan lanjutnya, hal wajib yang menjadi penentu keberhasilan dalam budidaya pembesaran ikan.

“Ketika bibit ikan dilepas, dua bulan berikutnya kita harus siap menyortir sesuai dengan ukuran. Jika ini tidak dilakukan, siap-siap dengan kegagalan,” jelasnya.

Selain memiliki teknik atau keterampilan dalam budidaya atau pembesaran ikan, Om Anang juga mengingatkan, agar calon pembudidaya juga memperhatikan sejumlah hal penting lainnya seperti kualitas air, ukuran bibit ikan, dan kecepatan saat melepas bibit ikan.

“Untuk pakan saya sarankan menggunakan pelet yang dijual di pasaran. Setelah ukuran ikan mulai besar seperti bawal, pakan pelet diganti dengan usus ayam. Jangan lupa perhatikan ketika ikan melahap pakan. Jika pakan cepat habis dan pergerakan ikan lincah, pertanda ikan dalam kondisi sehat,” sebutnya.

Bagi pemula lanjut Om Anang, budidaya bisa dicoba pada kolam tanah. Untuk budidaya ikan atau pembesaran pada keramba apung, penanganannya jauh lebih rumit dan membutuhkan pengalaman atau jam terbang yang tinggi.

“Jika ingin budidaya keramba apung, banyak hal yang diperhatikan seperti arus air, kotoran atau pampangan yang melintas karena bisa menyebabkan jaring apung rusak atau terseret arus. Untuk pemula saya sarankan budidaya di kolam tanah dengan jumlah ikan yang tidak terlalu banyak dulu. Untuk jenis ikan bisa mencoba bawal karena lebih tahan dan cepat besar dibanding jenis ikan lain,” sebutnya.

Bicara soal pemasaran hasil pembesaran lanjut Om Anang, ikan termasuk komoditi yang stabil bahkan cenderung meningkat harganya.

Bahkan pembudidaya di Banjarmasin lanjut Om Anang, cukup kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat.

“Ikan dikirim sampai Kalteng. Permintaannya sangat tinggi. Memang sebuah profesi yang menjanjikan. Namun harus dibekali dengan pengetahuan dan pengalaman yang matang dalam membesarkan ikan,” tutupnya.

(MMO)