Jalan Penghubung Dua Kecamatan Hampir Putus, PUPR Beralasan Tunda Perbaikan Karena Air Pasang

BANJAR – Jalan Melati yang ada di Desa Bincau Muara, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar dikeluhkan warga.

Hal tersebut dikarenakan Jalan yang tidak jauh dari Puskesmas Desa Bincau Muara itu, beberapa bagiannya sudah mulai ambruk.

Salah satu warga yang tinggal di desa Bincau Muara Hanafi mengatakan, kerusakan jalan sudah berlangsung sekitar empat bulan lamanya.

Masih katanya, adapun kerusakan jalan akibat siring tertimpa pohon ambruk.

“Ada sekitar 20 meteran jalan yang rusak,” ungkapnya kepada amnesia.id (29/21).

Hanafi melanjutkan memang sebenarnya sebelum ada banjir baru-baru tadi, Dinas PUPR Kab Banjar sempat ingin melakukan perbaikan, namun hingga saat ini pekerjaan dihentikan.

“Saya tidak tahu kenapa dihentikan. Sepengetahuan saya jdilanjutkan pada Juli 2022 mendatang,” bebernya

Akibat rusaknya jalan tersebut, kata Hanafi sangat berdampak pada arus lalu lintas, sehingga kerap menimbulkan kemacetan.

“Iya bagaimana tidak macet, separo jalannya sudah ambruk,” jelasnya.

Warga lanjutnya sangat berharap, agar secepatnya dilakukan perbaikan jalan, agar kerusakam tidak semakin parah.

“Waduh jika putus sata tidak tahu lagi bagaimana nantinya. Karena inikan jalan penghubung utama antara Kecamatan,” tandasnya

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Banjar Ahmad Solhan membenarkan, adanya penundaan perbaikan pekerjaan di Jalan Melati yang rusak.

Hal itu kata solhan dikarenakan pada saat ingin melakukan perbaikan pada bulan Desember 2021 tadi, air sungai Martapura, kembali mengalami peninggian, sehingga menyulitkan dalam pekerjaan.

“Padahal untuk material sudah kami siapkan. Namun karena faktor alam terpaksa ditunda. Kita tunggu air surut dulu untuk mulai pekerjaan perbaikan jalan,” ungkapnya saat dikonfirmasi melalui telepon whatsapp.

Solhan menyampaikan adapun perbaikan jalan tersebut, pihaknya tidak menggunakan kontraktor, karena saat ini sudah masa tutup buku yang berarti tidak memungkinakan jika dikerjakan meraka.

Masih kata Solhan, untuk anggaran pihaknya hanya menggunakan dana swakelola penanganan jalan saja.

“Untuk besaran dana belum bisa kita hitung berapa habisnya nanti . Karena kita kerjakan dulu baru terlihat hitungannya. Yang pasti dana swakelola, dana darurat masing-masing kita siapkan sebanyak Rp 1,5 miliar per tahunnya,” tutupnya.

(FER/MMO)