BANJARMASIN – Kebijakan Pemerintah Kota Banjarmasin yang akan membangun trotoar dan drainase di kawasan Tempo Doeloe sebesar Rp 7 miliar mulai dipertanyakan masyarakat.
Pasalnya anggaran tersebut dinilai terlalu fantastis hanya untuk memperbaiki kawasan yang kini mulai ramai sebagai tempat bersantai.
Selain menjadi program prioritas Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina, pembangunan tersebut dilakukan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk mengurangi dampak banjir rob di area tersebut.
Fakta di lapangan berbanding terbalik. Salah satu warga yang sudah puluhan tahun menempati area tersebut mengaku hal itu bukan sesuatu yang urgen untuk dibangun.
“Sebenarnya kemampetan tidak ada di situ, yang aku tau drainasenya itu tinggi dan luas sudah. Kalau banjir bukan soal drainase itu, tapi karena air pasang dan hujan, itu pun tidak sampai ke area utama kawasan Tempo Doeloe,” kata warga yang tak ingin disebut namanya itu.
Menurutnya drainase di kawasan itu sudah berfungsi dengan baik. “Lihat saja kalau air pasang cepat kering, artinya kan bagus drainasenya. Beda halnya kalau ada genangan artinya bermasalah,” ucapnya.
Bahkan saat ini dirinya mempertanyakan seperti apa desain pembangunan trotoar dan drainase yang menggunakan uang rakyat dengan biaya fantastis itu.
“Kami tidak tahu sebelumnya, tahunya pas membaca berita saja. Pasti kita ingin tahu seperti apa desainnya dengan anggaran Rp 7 miliar,” tegasnya.
Ia juga menyebutkan seharusnya yang menjadi prioritas pemerintah adalah kawasan yang sering di genang air.
“Harusnya yang lebih penting dulu, misalnya di daerah Kayutangi dan Kelayan, kenapa tidak di dahulukan,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Ahmad Rifani salah satu warga yang lama beraktifitas di kawasan tersebut.
“Menurut aku masih bagus aja kawasan Tempo Doeloe itu tanpa perlu perbaikan. Tidak pernah banjir lagi sekarang,” bebernya.
“Terlalu besar anggarannya, karena sedikit saja yang mau dibenahi,” tambahnya.
Sementara itu, Fadlan pengunjung kawasan Tempo Doeloe, mempertanyakan pemerintah seperti apa desain trotoar dan drainase yang ingin dibuat.
“Sejauh ini kami tidak mengetahui desainnya seperti apa dengan sebesar anggaran itu. Bingung juga kita,” jelasnya.
Tak hanya itu, ia menyarankan kebijakan pemerintah untuk mementingkan kawasan lain di banding di area Tempo Doeloe.
“Benahi kawasan di Kayutangi dan Kelayan dulu disana sepertinya lebih urgen. Tiap hari kalau ada banjir banyak air yang tertahan,” cecarnya.
“Kalau alasan pemerintah memperbaiki karena wisata, banyak masih wisata yang diperbaiki. Pemko Banjarmasin juga harus terbuka dengan anggaran sebesar itu,” pungkasnya.
Kepala Dinas PUPR Banjarmasin, Suri Sudarmadiyah dikonfirmasi awak media, masih belum mengetahui detail terkait desain rencana pembangunan trotoar dan drainase tersebut.
“Kebetulan saya belum melihat detailnya. Jadi belum bisa info lebih lanjut. Besok coba kita liat dulu,” tulisnya singkat melalui pesan Whatsapp, Kamis (12/1) malam.
(ALV/ABD)