JAYAPURA – Final cabang Sepak Bola Celebral Palsy (CP) Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI mempertemukan tuan rumah Papua kontra Tim Disabilitas Kalimantan Selatan di Stadion Mahachandra Universitas Cenderawasih Distrik Heram Kabupaten Jayapura, Jum’at (12/11) sore.
Pertandingan berlangsung keras di babak pertama, sejumlah pemain Difabel Kalsel dijegal hingga jatuh. Tak hanya sekali, pemain Papua Albert Kafiar sampai dua kali menyikut dada pemain Kalsel. Tetapi Wasit maupun Hakim garis menilai tidak ada pelanggaran.
Pemandangan tak mengenakan itu membuat juru taktik tim Kalsel Berni Munkar melakukan protes keras kepada Inspektur Pertandingan Arifin Sholeh serta Komisi Wasit Achmad Tuharea.
Bukannya mendapat tanggapan, sikap Berni yang mempertanyakan kinerja pengadil di lapangan justru diganjar kartu kuning oleh wasit Andi Asri Aziz asal Sulawesi Selatan.
Tim juara bertahan itu memilih untuk tidak melanjutkan pertandingan di babak kedua dan langsung masuk ke ruang ganti.
Aksi Walk Out (WO) dari lapangan tersebut, diakui Berni lantaran kecewa dengan kepemimpinan wasit yang dianggap terlalu memihak kepada tim tuan rumah.
Apalagi salah satu pemain Papua dinilai tidak memenuhi syarat klasifikasi tingkat kecacatan tubuh, namun tetap diperbolehkan untuk bermain.
“Tidak hanya kami dari kacamata penonton juga melihat situasi yang dimainkan tadi luar biasa curangnya, bermain keras cuma tanpa bola kepemimpinan wasit sangat tidak tegas tanpa melihat ada pelanggaran yang terjadi,” ucap Berni.
“Kita juga protes soal kapten tim lawan itu tidak sesuai dengan klasifikasi dalam sepak bola cp, makanya kita memilih untuk tidak melanjutkan permainan karna even ini ajang khusus penyandang Difabel bukan non Difabel kasian anak-anak,” tambahnya.
Pantauan amnesia.id langsung di tempat pertandingan, terlihat Pejabat PB Peparnas maupun Walikota Jayapura sempat mendatangi ke ruang ganti tim Kalsel untuk meminta melanjutkan permainan karena disaksikan oleh Menteri Pemuda Olahraga Zainudin Amalia.
“Saya cuma minta tolong datangkan klasifayer kita cek tingkat Disabilitas nya sesuai atau tidak,” pinta Berni.
Keputusan kekeh tim bola CP tidak bersedia kembali ke lapangan membuat perangkat pertandingan memutuskan laga dimenangkan Papua dengan skor 2-1. Gol tersebut tercipta di babak pertama.
Hasil tak sempurna itu mengantarkan skuad Papua meraih medali emas cabang Sepak Bola CP Peparnas XVI. Medali perunggu diberikan kepada tim Jawa Barat dan perunggu kehormatan untuk tim Jawa Timur.
“Itu keputusan mereka (Kalsel) tidak melanjutkan dan tidak ikut dalam upacara pengalungan medali kami hanya pelaksana saja,” kata pihak panitia penyelenggara.
Surat protes dilayangkan tim Kalsel kepada pengawas pertandingan ditembuskan kepada PB Peparnas XVI dan NPC Indonesia.
(ADI)