BANJARMASIN – Ceria dan suka menghibur, dua sifat itulah yang paling diingat para sahabatnya tentang Ismairi, kiper legenda Barito Putera yang meninggal dunia di usia 57 tahun.
Ismairi dikabarkan meninggal dunia diduga akibat penyakit lambung dan serangan jantung. Pria kelahiran Lampung itu, menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 07.00 Wita di kediamannya, kawasan Landasan Ulin, Banjarbaru. Kabar duka itu tersiar dan mengejutkan sejumlah orang.
Sebelum meninggal, Ismairi sempat dirawat selama 4 hari di Rumah Sakit Sultan Agung Banjarbaru karena menderita penyakit lambung dan jantung. Diizinkan untuk keluar dari rumah sakit pada Selasa (18/4/2023).
“Tadi malam, kami masih komunikasi. Saya tanya kabar beliau. Beliau bilang baru keluar dari rumah sakit,” ungkap mantan pemain dan pelatih Barito Putera Salahudin usai mensalatkan jenazah Ismairi di Masjid Al-Jihad Banjarmasin, Rabu (19/4) siang.
Di mata Salahudin, semasa masih bekerja sama di jajaran kepelatihan Barito Putera, Ismairi dinilai sebagai pribadi yang ceria dan suka menghibur.
“Selain baik, beliau selalu menghibur dan bikin happy. Apalagi kalau tim sedang down, beliau sering memotivasi dengan sentuhan guyon atau pendekatan agamanya,” ucap Salahudin.
Sahabat Ismairi di jajaran kepelatihan Barito Putera lainnya, Yunan Helmi terlihat tak bisa menyembunyikan kesedihannya.
Air mata Yunan, sapaan akrabnya, begitu jelas menunjukan betapa dirinya merasakan kehilangan sosok Ismairi.
“Bagi saya, almarhum adalah sosok abang, saudara, guru dan panutan selama ini. Beliau adalah orang yang sangat baik, riang dan suka bercanda,” tandasnya.
Lahir pada 3 April 1966. Ismairi meninggal dunia berselang sekitar setengah bulan setelah merayakan ulang tahun ke-57.
Selama mengabdikan diri sebagai pelatih kiper tim Barito Putera, ia sudah banyak memunculkan bakat kiper muda berkualitas, di antaranya Riyandi, Teguh Amirudin, Aditya Harlan, Joko Ribowo, Dian Agus, serta masih banyak kiper lainnya.
(ALV/ABD)
