Ratusan Orang Dilatih SAR oleh Basarnas di Tanah Laut

Foto : Bupati Tanah Laut Drs. H. Sukamta, M.A.P. saat membuka kegiatan pelatihan SAR oleh Basarnas

BANJAR – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Banjarmasin memberikan pelatihan kepada berbagai instansi mulai dari TNI, Polri, Pemerintah Daerah dan Organisasi Kalimantan Selatan.

Kepala Kantor Basarnas Banjarmasin Al Amrad, S.Sos mengatakan adapun pelatihan yang diberikan mereka yakni teknik pertolongan pada permukaan air, dan teknik pertolongan pada ketinggian.

“Ada 100 orang yang ikut pelatihan,” ungkapnya kepada amnesia.id, Jumat (18/3).

Al Amrad membeberkan kegiatan pelatihan akan berlangsung selama tujuh hari, dari 16 hingga 22 Maret 2022.

“Untuk lokasi latihannya di Desa Balairung Tuntung Pandang, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut,” tuturnya

Dijelaskannya adapun sistem pelatihan tersebut nantinya akan digelar secara bergantian sesuai dengan materi dan aplikasi yang diberikan.

Pertama pemberian materi Search And Rescue (SAR) di Balai Diklat Hutan Kota Pelaihari. lalu selanjutnya untuk praktek teknik pertolongan pada permukaan air tempatnya di Waduk Benua Tiga, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut,

“Nanti yang terakhir praktek teknik pertolongan ketinggian tempatnya berada di Bukit Sanghiyang Takisung Kabupaten Tanah Laut,” terangnya

Al Amrad melanjutkan setelah kegiatan ini, seluruh peserta diharapkan mampu mengaplikasikan materi teori dan keterampilan yang didapat selama pelatihan untuk keperluan teknis operasional di lapangan.

“Jadi pada saat dibutuhkan untuk menangani kecelakaan dan bencana, kita sudah siap dan mampu melakukan secara tepat dan optimal,” harapnya.

Sementara itu Bupati Tanah Laut Drs. H. Sukamta, M.A.P. mengatakan, kegiatan yang dilakukan oleh pihak Basarnas di masa seperti sekarang ini sangat tepat sekali.

Mengingat hampir semua Kabupaten maupun Kota yang ada di wilayah Kalimantan Selatan, sudah sangat rawan terjadi bencana.

“Kalau di tempat kami sini pernah terjadi bencana angin puting beliung, banjir, kebakaran hutan dan lahan, serta tanah longsor, bisa terjadi setiap satu tahun sekali. Maka dari itu mudah-mudahan saja setelah pelatihan ini semua peserta cepat tanggap ketika diminta pertolongan,” ujarnya.

Sementara, salah satu peserta yang berasal dari perwakilan anggota Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Piranha, Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Muhammad Ilfan mengaku sangat bersyukur bisa terpilih mengikuti kegiatan SAR tersebut.

“Karena sebelum diutus saya terlebih dahulu mengikuti seleksi secara internal di organisasi kami. Jadi bukan sembarangan yang dikirim untuk ikut kegiatan SAR ini,” ungkapanya kepada amnesia.id Jum’at (18/3)

Setelah selesai kegiatan lanjutnya, dirinya wajib kembali untuk melakukan presentasi di internal organisasinya.

“Jadi apapun yang saya dapatkan di pelatihan nanti, saya paparkan lagi kepada kawan-kawan di organisasi,” lanjutnya

Tidak hanya itu kata dia, ilmu yang didapatkannya juga harus diberikan kepada semua anggota aktif Mapala Piranha.

“Ini semua dilakukan agar ilmu yang saya dapat bisa dimiliki semua anggota sehingga jika ada musibah Mapala Piranha siap untuk membantu,” tandasnya.

(FER/MMO)