BANJARBARU – Beberapa hari terakhir, pasien di RSJ Sambang Lihum meningkat. Hal ini terkait banyaknya akibat mengomsumsi kecubung.
Tanaman Kecubung (Datura sp) adalah tanaman semak yang termasuk pada suku terong-terongan yang memiliki bunga menyerupai trompet berwarna putih atau ungu, serta buah yang berbentuk bulat dan berduri.
Salah satu zat dalam buah kecubung yang paling berbahaya adalah skopolamin. Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), tanaman ini memiliki efek lebih berbahaya dari ganja, sabu, ekstasi, heroin dan kokain.Tanaman ini dapat membuat manusia menjadi layaknya zombie.
Bahaya dan gangguan kesehatan yang dapat muncul akibat mengonsumsi kecubung, seperti:
1. Halusinasi
Mengonsumsi bagian mana pun dari tanaman kecubung dapat membuat Anda berhalusinasi. Hal ini disebabkan oleh kandungan alkaloid tropana dalam kecubung yang memiliki efek antikolinergik sehingga dapat meracuni sistem saraf dan menimbulkan gejala berupa halusinasi dan kejang.
2. Kecanduan
Selain halusinasi, kecubung juga sering disalahgunakan sebagai zat adiktif atau psikotropika karena dapat menciptakan efek rasa senang berlebih atau euforia. Efek rasa senang ini dapat membuat kecanduan karena pengguna ingin mengulangi perasaan senang tersebut.
Biji buah kecubung merupakan bagian yang paling sering disalahgunakan sebagai zat adiktif atau psikotropika.
3. Delirium
Dampak lain dari efek antikolirgenik pada keracunan sistem saraf adalah linglung atau delirium. Kondisi ini menyebabkan penderitanya sulit untuk fokus dan berpikir. Penderitanya juga akan menjadi gelisah dan terkadang sulit mengenali orang di sekitarnya.
4. Dehidrasi
Keracunan sistem saraf akibat kandungan alkaloid tropana dalam kecubung juga dapat menyebabkan tubuh kekurangan cairan (dehidrasi). Dehidrasi akibat keracunan alkaloid tropana dapat ditandai dengan beberapa gejala, seperti rasa haus, mulut kering, kulit kering, dan mata kering.
5. Takikardia
Bahaya mengonsumsi kecubung selanjutnya adalah peningkatan frekuensi detak jantung atau takikardia. Seseorang dikatakan mengalami takikardia ketika denyut jantungnya lebih dari 100 kali per menit. Kondisi yang juga dikenal sebagai jantung berdebar ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung, stroke, bahkan kematian.
“Total pasien rawat inap dan jalan ada 44 orang. Rawat inap 37 orang dan rawat jalan ada 7 orang,” ungkap Plt Direktur RSJ Sambang Lihum Yuddy Riswandhy melalui humasnya Budi Hermanto, Rabu (10/7/2024).
Tercatat, lanjutnya, sudah ada 2 orang yang meninggal dunia akibat kecubung. asien yang paling banyak dirawat dari Banjarmasin, serta dari Kabupaten Banjar, Banjarbaru, Batola, dan Hulu Sungai Selatan.
Terkait kemungkinan bertambahnya pasien, pihaknya melakukan modifikasi ruang rawat inap, seperti ruang transit wanita digabung ke ruang tenang wanita sehingga ada tambahan 10 tempat tidur.
Pihaknya juga menyiapkan ruang non kekhususan untuk antisipasi lonjakan pasien dengan tim jaga dari ruang transit wanita.
“Saat ini juga sedang dilakukan pembersihan pembenahan dan pemenuhan sarana di ruang non kekhususan,” katanya.
(Ferdy)