BANJARBARU – Dugaan pelanggaran statuta PSSI terjadi saat Pemilihan Ketua Asosiasi Kota (Askot) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Banjarbaru, akhir tahun 2021 lalu.
Pembina klub sepak bola Porgala Banjarbaru, Berni Munkar sempat menyampaikan keluh kesahnya kepada amnesia.id beberpa waktu lalu, ternyata juga diamini sejumlah klub sepakbola anggota PSSI di Banjarbaru.
Kali ini, mantan pembina klub bola
Kartika Rindam Banjarbaru, Slamet mengatakan, saat musyawarah pemilihan Ketua Askot PSSI Banjarbaru dirinya malah tidak ada menerima undangan.
“Sudah saya cek ke semua anggota siapa yg mewakili Kartika Rindam, jawabannya tidak ada,” ungkapnya kepada amnesia.id melalui pesan WA, Kamis (6/1).
Slamet mengaku sempat curiga ada anggota lain, yang ditunjuk atasannya untuk mengikuti pemilihan.
“Tetapi memang tidak ada,” tegasnya.
Slamet sebenarnya tidak mempersoalkan siapapun yang terpilih menjadi Ketua Askot PSSI Banjarbaru, selama kinerjanya baik dan benar.
Hal senada juga diutarakan salah satu anggota Askot PSSI Banjarbaru, Oki Prasetyo yang menjabat sebagai Direktur Teknis klub sepakbola Persebaru Banjarbaru.
Oki blak-blakan mengatakan panitia melakukan pelanggaran dan melenceng dari regulasi.
Tak hanya itu lanjutnya, panitia pelaksana musyawarah dinilai tidak terbuka saat pemilihan Ketua Askot PSSI Banjarbaru.
“Panitian menyampaikan undangan sangat mendadak. Ada anggota yang menerima undangan H-3 dan H-4 pemilihan. Bahkan ada yang menerima sore hari dan besok dilakukan pemilihan,” ungkapnya.
Selain itu juga lanjut Oki, ada beberapa tim yang sebelumnya tidak terdaftar sebagai anggota Askot PSSI Banjarbaru, namun mempunyai hak suara saat pemilihan.
“Inikan sangat rancu. Padahal tidak diperkenankan anggota baru langsung dapat hak pilih,” terangnya.
Padahal kata Oki, jika tidak ada dugaan kecurangan, calon tunggal Ketua Askot PSSI Banjarbaru tidak akan terjadi.
“Padahal bisa dua calon. Calon kedua ditunjuk langsung oleh Walikota dan Wakil Walikota Banjarbaru. Namun gagal karena undangan tmusyawarah tidak disampaikan kepada kami,” sebutnya.
Pelanggaran lainnya katanya, adalah tidak adanya laporan Pertanggung Jawaban yang disampaikan kepada forum maupun semua anggota Askot PSSI Banjarbaru saat pemilihan.
“Hingga sampai saat musyawarah berakhir tidak ada penyampaian pelaporan itu,” terang mantan pelatih Barito Putera U-16 itu.
Menanggapi persoalan itu, Sekretaris Asprov PSSI Kalimantan Selatan, Baktiansyah menyangkal jika panitia pelaksana pemilihan Ketua Askot PSSI Banjarbaru telah melakukan pelanggaran.
“Pada saat nama calon disampaikan, undangan sudah disampaikan kepada semua klub anggota yang mempunyai hak suara,” kata Baktiansyah.
Adapun undangan yang diberikan kepada klub lanjut Bakti, juga diperjenankan mengusung nama calon Ketua yang diinginkan klub, dan semua itu sudah dilakukan oleh panitia.
“Memang diantara klub yang mendapatkan surat, ada yang mengembalikan, ada juga yang tidak,” bebernya.
Baktiansyah melanjutkan, sesuai atura klub tidak harus mengembalikan undangan atau form pengajuan nama Ketua Askot, karena klub diperbolehkan mengikut siapapun ketuanya.
“Itu hak mereka. Artinya pada saat pemilihan, seberapapun suara yang masuk, itulah yang disahkan. PSSI tidak ada pemilihan Askot menggunakan presentasi seperti pemilihan Ketua KONI,” ungkapnya.
Baktiansyah mengumpamakan, pemilihan Ketua KONI, dimana calon Ketua terlebih dahulu wajib mengantongi minimal tiga Kabupaten/Kota dan juga didukung oleh 10 cabang olahraga (cabor) terlebih dahulu.
“PSSI tidak seperti itu. Misalkan dari 12 anggota hanya satu klub yang mengajukan calon Ketua Askot, itu sudah sah,” ujarnya.
Baktiansyah juga menyangkal jika terjadi pelanggaran saat pemilihan Ketua Askot PSSI Banjarbaru karena semua tahapan sudah dilakukan panitia, mulai mengirimkan undangan, pembahasan Tata Tertib (Tatib) dan lainnya.
“Semua sudah dibahas di Tatib. Dan semua sudah di Roll Call oleh panitia,” jelasnya.
Baktiansyah menyampaikan bahwa mereka yang protes dan jangan cari alasan macam-macam karena yang terpenting adalah asal persentasenya sudah terpenuhi.
“Yang protes itu kemaren cuman ada dua club saja. Tidak menjadi masalah karena jika dilihat secara presentase masih terpenuhi. Jika vooting pun tetap akan menang. Jika ada pihak yang kurang puas silahkan protes ke Asprov PSSI Kalsel,” tutupnya.
(FER/MMO)