Dua Jam Tertindih Reruntuhan, Begini Cerita Aminah Penghuni Rumah Ambruk

BANJARMASIN – Siti Aminah hanya bisa pasrah. Sementara sang anak, Aisyah, tampak murung, sesekali mengusap air mata yang tak henti jatuh, saat meratapi sisa-sisa puing tempat tinggal mereka.

Tempat tinggal beralaskan tanah, terbuat dari kayu yang sudah reyot, di Jalan Simpang Jahri Saleh Gang Melati RT 11 Kelurahan Sungai Jingah Kecamatan Banjarmasin Utara, itu ambruk akibat diterjang hujan dan angin kencang pada Minggu (1/8) kemarin.

Bacaan Lainnya

Aminah tentu ingat betul insiden tersebut. Sebab, saat kejadian berlangsung sekitar pukul 16.45 Wita, dia bersama anaknya sedang berada di rumah.

Ironis, keduanya sempat tertindih reruntuhan rumah. Butuh waktu dua jam untuk Aminah dan Aisyah berhasil keluar dari puing-puing reruntuhan tersebut.

“Kurang jam 5 sore itu berbunyi buussh. Lalu saya teriak, minta tolong,” cerita ibu 25 tahun ini, sambil terengah-engah menahan tangis.

Aminah tinggal bersama suami serta dua orang anak kandungnya. Ketika kejadian, Aminah hanya bersama sang anak yang masih berusia 7 tahun, sementara suami dan satu anaknya saat itu berada di luar.

Cerita versi Rusdiana, ibu dari Siti Aminah mengaku langsung panik saat tahu rumah anaknya diterjang angin kencang. Apalagi, Aminah dan anaknya sempat terjebak di reruntuhan.

“Setelah dapat kabar, saya minta tolong tetangga untuk dipesankan ojek online. Syukurnya anak dan cucu saya masih bisa diselamatkan,” ungka wanita berusia 55 tahun ini, sambil terisak.

Atas insiden tersebut, Aminah bersama keluarga terpaksa menumpang sementara di halaman Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kenanga, yang tepat berada di depan rumahnya.

Aminah adalah seorang pengangkut sampah di kawasan setempat, sementara suaminya bernama Beter (60). Beter diketahui mengalami kebutaan pada kedua matanya yang sudah puluhan tahun.

Untuk menghidupi keluarga, Beter terpaksa hanya mengandalkan belas kasihan warga dengan cara mengemis. Karena keterbatasan ekonomi, kedua anak mereka tidak sekolah sama sekali.

Tempat berteduh mereka ambruk tersebut juga diketahui merupakan rumah kontrakan. Aminah sekeluarga harus membayar sewa kepada pemilik rumah senilai Rp 50 ribu per bulan. Keterangan Rusdiana, anaknya tersebut sudah tinggal di sana sejak tahun 2014 lalu.

(SKI/MMO)

Pos terkait