BANJARMASIN – Kekosongan dua kursi DPR RI Dapil 2 Kalimantan Selatan dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjadi sorotan masyarakat.
Dua kursi parlemen senayan hingga saat ini kosong, setelah mundurnya dua wakil rakyat yakni Syafruddin H Maming alias Cuncung dan Sulaiman Umar.
Belakangan, mencuat nama Hj. Aida Muslimah, sebagai peraih suara terbanyak ketiga fraksi PDIP pada pemilu legislatif 2019. Banyak spekulasi muncul, jika isteri H. M. Rosehanh NB SH itu, kandidat kuat pengisi salah satu kekosongan kursi wakil rakyat Senayan itu.
Pengamat politik FISIP Uniska Dr. Muhammad Uhaib As’ad menilai, belum adanya penunjukan pasti PAW DPR RI hingga saat ini bisa saja ada kepentingan lain.
“Apakah ada keuntungan jika menunjuk calon yang memliki suara terbanyak setelahnya. Tapi itulah patronasi (pemberian bantuan serta dukungan) bisnis dan politik,” ucap Dosen
FISIP Uniska Banjarmasin kepada amnesia.id, Kamis (16/9).
Dikatakan Uhaib sapaan akrabnya, dalam menentukan keputusan politik, tidak ada rumusan matematika bahwa urutan atau suara terbanyak setelahnya otomatis menggantikan. Hal itu tidak lepas dari siapa pemegang partai.
“Bisa saja suka-suka menunjuk siapa penggantinya,” cetusnya.
Secara etika, sambung Uhaib, Hj. Aida Muslimah bisa saja menjadi PAW salah satu dari dua kader PDIP yang menyatakan mundur dari Senayan.
“Secara normatif semestinya suara terbanyak berikutnya menjadi PAW. Nah, kenapa hampir 1 tahun hingga sekarang belum ada penunjukan, berarti disini ada tarik-menarik kepentingan soal siapa yang menguntungkan dan siapa yang diuntungkan dalam politik lokal di Kalsel. Ini ada imbas politik 2024,” ungkapnya.
Ketika disinggung apakah ada unsur penguluran waktu dalam politik, dengan santai Uhaib menilai itulah realita yang sedang terjadi.
“Dalam hal ini ada bahasa politik ‘Buying Time’ atau penguluran waktu karena apa yang terjadi hari ini itu adalah saham politik menuju 2024, terlebih di Kalsel PDIP cukup signifikan dan merupakan partai papan atas,” pungkasnya.
Terpisah, Hj. Aida Muslimah enggan berkomentar terlalu jauh terkait terus mencuatnya nama isteri legislator Kalsel itu.
“Mudah-mudahan proses ini segera berjalan. Saya menunggu saja begitu juga masyarakat yang memilih saya. Doakan saja agar proses ini segera tuntas,” ujarnya.
Namun Hj. Aida sedikit memberi sinyal jika proses penunjukan partai tinggal menyelesaikan berkas penandatangan.
“Ia saat ini sebenarnya tinggal proses penandatangan dipusat saja,” tutupnya.
(ALV/MMO)