BANJARMASIN – Pemerintah Kota Banjarmasin mengambil langkah progresif membentuk karakter pelajar termasuk menggandeng pihak sekolah dalam program Sekolah Taat Perda (SATU ARAH).
Kunjungan langsung Wakil Wali Kota Ananda ke SMA Negeri 5 Banjarmasin pada Jumat (9/5), menegaskan dua hal penting kepada para pelajar seperti stop memberi uang kepada manusia silver dan mengehentikan kebiasaan membuang sampah sembarangan.
“Kalau kita memberi uang ke manusia silver atau pengemis, itu sama saja kita membiarkan praktik ini terus berlangsung. Ini bukan bentuk kepedulian yang benar,” kata Ananda di hadapan ratusan siswa, guru, dan anggota Satpol PP. Ia menekankan bahwa pendidikan karakter harus dimulai dari kesadaran kecil yang berdampak besar.
Program SATU ARAH yang digagas Satpol PP merupakan pendekatan edukatif langsung ke satuan pendidikan. Targetnya bukan hanya menumbuhkan kesadaran hukum di kalangan remaja, tetapi juga menciptakan budaya tertib dan bersih di lingkungan sekolah maupun kota.
“Kita tidak ingin warga patuh hanya karena takut sanksi. Tapi karena sadar ini untuk kebaikan bersama. Kota yang bersih dan tertib adalah tanggung jawab kita semua,” ujar Ananda. Ia juga menambahkan bahwa sanksi ringan akan mulai diterapkan per 1 Juni bagi pelanggaran terkait Perda, sebagai bagian dari pembiasaan baru yang lebih positif.
Kasatpol PP Kota Banjarmasin, Ahmad Muzaiyin, menyebut pendekatan ini telah diuji coba di 35 SMP selama lebih dari setahun dengan hasil yang menggembirakan. Kini, program ini diperluas ke tingkat SMA dengan harapan bisa menciptakan dampak yang lebih luas.
“Respons siswa SMA bahkan lebih kuat. Karena itu kami hadirkan langsung Wakil Wali Kota agar pesan yang disampaikan bisa lebih membekas,” kata Muzaiyin.
Ia juga mengungkapkan fakta mencengangkan soal fenomena manusia silver dan pengemis jalanan. “Penghasilan mereka bisa tembus Rp300 ribu per hari, apalagi di momen keagamaan seperti Ramadan dan Lebaran. Ini menjadi ladang ekonomi liar yang terus tumbuh jika tidak ada edukasi sejak dini,” jelasnya.
Pemkot juga telah memetakan sejumlah titik rawan seperti TPS liar, pusat keramaian, hingga kawasan pendidikan untuk menjadi prioritas penertiban dan sosialisasi. Sosialisasi akan dilakukan rutin setiap Jumat dengan melibatkan berbagai unsur, termasuk sekolah dan tokoh masyarakat.
Kepala SMA Negeri 5 Banjarmasin, Muklis Takwin, menyambut positif inisiatif ini. Ia menilai kolaborasi antara sekolah dan pemerintah akan menciptakan generasi muda yang lebih peduli terhadap lingkungan dan tata tertib kota.
“Kalau mereka dibina sejak awal, mereka akan jadi agen perubahan di lingkungan masing-masing. Ini bukan hanya soal peraturan, tapi tentang membentuk kebiasaan baik,” tandas Muklis.