BANJARMASIN – Kasus penyakit gagal ginjal kronis (GGK) di wilayah Kalimantan Selatan mengalami peningkatan tiga kali lipat setiap tahunnya.
Dikutip dari situs data.kalselprov.go.id penambahan kasus gagal ginjal pada 2017 sekitar 361 kasus, 2018 naik menjadi 411 kasus dan 2019 jumlah orang pengidap ginjal di Kalsel bertambah sebanyak 1212 kasus. Dan 2022 ini tercatat sekitar 400 orang yang harus melakukan cuci darah di RSUD Ulin Banjarmasin.
“Kalau se-Kalsel sampai ada 700 pasien sampai pada hari ini di tahun 2022,” ucap Supervisor HD RSUD Ulin dr. Rusdiansyah, usai peringatan Hari Ginjal Sedunia di Rumah Sakit setempat, Kamis (10/3).
Dr Rusdi yang juga konsultan ginjal dan hipertensi di Kalimantan Selatan dan Tengah itu menyampaikan Rumah Sakit tipe A milik pemerintah daerah giat mempromosikan sekaligus mengedukasi masyarakat agar terhindari dari penyakit ginjal kronis.
“Upaya kita disini memberikan penyuluhan melalui media maupun turun langsung ke masyarakat terkait antisipasi penyakit ginjal kronis,” ucapnya.
Ditemui secara bersamaan, Direktur Umum RSUD ULIN Banjarmasin. DR. Dr. H. Izaak Zoelkarnain A, Sp. OT-FICS (K) – Hand, turut berpesan agar masyarakat dapat menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit ginjal.
“Kita harus menjaga pola hidup sehat. Karena kalau sudah cuci darah itu seumur hidup bergantung dengan mesin, jadi beban masyarakat, beban rumah sakit dan negara,” ucap Dr. Izzak.
RSUD Ulin menggelar peringatan hari ginjal sedunia yang jatuh setiap tanggal 10 Maret. Turut berhadir Ketua TP PKK Kalsel Raudatul Jannah Sahbirin Noor, SKM, MKes.
Bunda Raudatul bersama pengurus TP PKK lainnya membagikan bingkisan kepada pasien pengidap ginjal yang dirawat di RSUD Ulin sekaligus menjadi pembuka Seminar.
(PUT/ADI)