BANJARMASIN – Meningkatnya tumpukan sampah di tempat pembuangan sementara (TPS) diberbagai titik di Banjarmasin, menjadi persoalan yang tak bisa teratasi hingga saat ini.
Anggota DPRD Kota Banjarmasin, Rayhan Ananto, angkat bicara terkait permasalah sampah di daerah ini.
Legislator dari fraksi partai Demokrat mengatakan, selain karena imbas penutupan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah di Basirih oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) awal Februari tadi.
Darurat sampah yang melanda kota tertua di Kalimantan Selatan ini, juga disebabkan oleh masyarakatnya. Tingkat kesadaran warga dalam membuang sampah sesuai aturan pemerintah masih sangat lemah.
Tidak hanya membuang sampah di luar jam ketentuan dan sesuai tempat, tetapi juga tidak ada pemilahan sampah organik serta anorganik.
“Iya masyarakat belum sadar. Harus dari kesadaran masing-masing sebenarnya,” ucap Rayhan.
“Warga taunya ingin cepat buang sampah, bahkan ada yang buang sampah di sungai masih banyak itu terjadi,” tambahnya.

Warga harusnya dapat melakukan pemilahan sampah rumah tangga sebelum di buang ke TPS, agar dapat mengurangi jumlah residu sampah di TPA.
“Pentingnya untuk menyadarkan masyarakat yang dimulainya dari kami juga,” ungkap Politisi muda partai Demokrat.
Meski progres kesadarannya masih kecil, Rayhan Ananto mengaku, tak pernah lelah mengajak masyarakat untuk memilah sampah dari rumah.
“Memberikan sosialisasi kepada warga bagaimana cara memilah sampah karena itu penting sebagai bentuk dukungan dalam penanggulangan masalah sampah,” ujarnya.
Anggota Dewan bertugas di Komisi III bidang infrastruktur dan lingkungan, akan terus mengawal penyelesaian masalah sampah. Dirinya juga meminta Pemerintah Kota khususnya Dinas Lingkungan Hidup untuk fokus dalam menangani sampah.