Waduh! Protes Tim Kalsel Tidak Ditanggapi, Pihak Pelaksana Cabor Sepak Bola CP PEPARNAS XVI Saling Lempar

BANJARMASIN – Protes tim Kalimantan Selatan lantaran kinerja wasit dinilai tidak netral serta dugaan tim Papua memainkan pemain klasifikasi Tuna Daksa tak sesuai persyaratan pada laga final Sepak Bola Celebral Palsy (CP) Peparnas XVI di Stadion Mahachandra Universutas Cendrawasih Jayapura, Jum’at (12/11) lalu

Hingga berakhirnya even Peparnas belum juga mendapatkan tanggapan maupun jawaban dari pihak penyelenggara. Padahal surat protes yang disertakan uang Rp 1 juta sebagai syarat dalam mengajukan protes sudah diserahkan kepada pengawas pertandingan di hari yang sama saat pertandingan.

Bacaan Lainnya

“Sampai kami pulang dan tiba di Kalsel belum juga ada surat balasan dari panitia maupun pengawas pertandingan, harusnya segera diberitahukan apa hasilnya bukan diam tidak ada kabar,” ucap Pelatih Sepak Bola CP Kalsel Berni Munkar pada Senin (15/11) siang.

Juru taktik tim Kalsel tersebut sangat menyayangkan sikap dingin dan cuek dari pihak penyelenggara seakan tidak terjadi permasalahan. Padahal hasil keputusan itu sangat ditunggu para pemain dan NPC Kalsel karena menyangkut perolehan medali serta kebanggaan prestasi.

“Protes masih berlangsung tapi panitia justru sudah melakukan upacara pengalungan medali dan menganggap tuan rumah juara sangat bertentangan dengan aturan,” tambah Berni dengan nada kesal.

Belum diterbitkannya keputusan atas protes yang diajukan tim Kalsel, Technical Delegate (TD) cabor Sepak Bola CP Pomo Warih Adi menyampaikan, hal itu merupakan kewenangan dari pengawas pertandingan untuk menyikapinya.

Dirinya berdalih hanya mengatur tekhnis pertandingan saja tanpa mencampuri urusan lain diluar pelaksanaan kegiatan.

“Sesuai prosedurnya komunikasinya tidak dengan saya tapi protes itu ditujukan kepada pengawas dan pengawas yang memberikan balasan kepada tim, saya fikir sudah dikirimkan dan saya tidak tahu kenapa belum dikirimkan,” katan Pomo melalui sambungan telepon.

Ironisnya, saat coba di konfirmasi kepada pengawas pertandingan yang bertugas, Junet justru melempar tanggung jawab tersebut dengan alasan bukan tugasnya untuk memutuskan.

“Pemain yang diprotes sudah mendapat pengesahan dari klasifikasi dan tidak jelas siapa pemainnya dari tim mana. Nanti pak TD saja yang menjawab saya cuma melaporkan hasil protes itu kalo masalah di tolak atau tidak itu haknya TD yang memutuskan,” pungkasnya.

Sikap saling lempar yang diperlihatkan TD maupun pengawas pertandingan tanpa bisa memberikan kepastian jawaban untuk Kalsel menjadi tanda tanya besar. Apakah memang terjadi kecurangan yang terkoordinir? Demi sebuah misi memuluskan jalan untuk tuan rumah juara.

(ADI)

Pos terkait