BANJARMASIN – Rais Mustasyar PCNU Banjarmasin H. Ibnu Sina berkomitmen melanjutkan kegiatan Lailatul Ijtima tahun depan.
Orang nomor satu di Banjarmasin itu menilai Lailatul Ijtima merupakan sebuah tradisi warga Nahdiyin yang sangat perlu dipertahankan.
“Kita bisa silaturrahmi, sholat berjamaah, istiqosah, doa bersama, dan bertukar fikiran untuk kemajuan dan kesejahteraan umat,” ucap H. Ibnu Sina usai kegiatan Lailatul Ijtima di MWC Banjarmasin Utara, Rabu (17/11).
Dihadapan jamaah, H. Ibnu Sina menyampaikan keinginannya agar Banjarmasin sebagai salah satu kota yang dikenal religius, dan pernah menjadi tuan rumah penyelenggaraan Muktamar NU ke-11 tahun 1936 silam, menjadi sebuah kota penyebaran syiar Islam di Indonesia.
“Kita sudah berangkatkan santri dan ulama ke Hadramaut Yaman menimba ilmu. Mudah-mudahan setelah kembali bisa membagikan ilmu kepada masyarakat,” harapnya.
Terpisah Ketua PCNU Banjarmasin Habib Ali Kahidir Alkaff menilai perhatian besar seorang kepala daerah seperti di Banjarmasin akan nasib dan masa depan umat muslim patut diapresiasi dan disyukuri warga Banjarmasin.
“Perhatian H. Ibnu Sina tentang syiar keagamaan sangat besar. Ketika saya bertemu dengan Ustadz Abdul Somad (UAS) saat di Banjarmasin UAS sangat mengapresiasi berangkatnya santri dan ulama menuntut ilmu ke negeri Seribu Wali di Yaman,” terangnya.
Terkait keinginan warga Nahdiyin agar memiliki menumen atau prasasti pusat dakwah, PCNU Banjarmasin bersama H. Ibnu Sina selaku Walikota Banjarmasin terus berjuang dan memohon doa masyarakat agar Langgar Al Hinduan di Siring Tendean sebagai bukti sejarah Muktamar NU tahun 1936 bisa direnovasi dan dibangun menara NU Banjarmasin Darussalam.
“Tengah malam saya bangun dan berdoa membayangkan sebuah menara NU lengkap ada bintang sembilan sebagai simbol Wali Songo sebagai penyebar Islam di tanah air. Mudahan-mudahan Allah SWT mudahkan dan kabulkan hajat umat musim di Kalsel dan Banjarmasin khususnya,” tutup Habib Ali.
(ADV/MMO)