Erick Cabut Permenpora Nomor 14 Tahun 2024

Menpora RI Erick Thohir (tengah).(Foto: Kemenpora RI)

MENTERI Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Erick Thohir mengumumkan pencabutan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga (Permenpora) Nomor 14 Tahun 2024, yang selama ini menuai polemik di kalangan organisasi olahraga.

Permenpora Nomor 14/2024 telah banyak membuat kegelisahan pembinaan olahraga prestasi di seluruh Indonesia.

Bacaan Lainnya

Ada beberapa pasal yang melanggar undang-undang keolahragaan dan juga menyinggung peraturan lainnya, seperti otonomi daerah, yang memberikan kewenangan daerah mengelola keuangannya sendiri untuk olahraga.

Erick mengungkapkan, pencabutan peraturan itu diambil sebagai bagian dari upaya menyederhanakan regulasi dan meningkatkan efektivitas. Kemudian juga untuk mendukung transformasi yang lebih baik lagi.

“Kita memutuskan mencabut Permenpora 14 Tahun 2024 tentang Standar Pengelolaan Organisasi Olahraga Lingkup Olahraga Prestasi,” ujar Erick.

Erick menyatakan, pencabutan permenpora tersebut juga sudah dikoordinasikan dengan Menteri Hukum Supratman Andi Agtas. Diharap, kebijakan ini membawa dampak baik untuk olahraga di Tanah Air.

“Kemenpora melakukan instrospeksi diri. Kita harap stakeholder dan cabang olahraga juga melakukan hal yang sama,” kata Erick.

Erick juga akan menyederhanakan 191 peraturan menteri sejak 2009 menjadi 20 permen. “Kita harus kerja efisien dan efektif, ingin birokrasi di Kemenpora sesuai ekspektasi Presiden, mengayomi dan melayani, memastikan arah tujuan bisa tercapai. Salah satu terobosan adalah deregulasi. Ini untuk mempermudah kerja sama dengan stakeholder olahraga dan kepemudaan,” bebernya.

“Secara bersamaan, kita mempertimbangkan masukan dari stakeholder dan diskusi dengan banyak pihak yang mengerti dari segi hukum nasional dan internasional. Langkah deregulasi ini sejalan dengan semangat reformasi birokrasi dan penyederhanaan regulasi yang digalakkan Presiden menciptakan ekosistem olahraga yang dinamis, inklusif dan berdaya saing,” lanjutnya.

Ia menegaskan komitmen untuk menciptakan ekosistem olahraga yang inklusif dan trasnparan. “Mudah-mudahan ini bisa membuka jalan untuk itu. Sudah waktunya cabang olahraga, KOI, KONI, termasuk kami untuk berintrospeksi diri. Memastikan kita bersatu, olahraga kita meningkat dan tidak saling tunjuk siapa yang terbaik,” pungkasnya.(jef)

(Andi)

Pos terkait